Electronic Resource
Gemar Membaca
GEMAR MEMBACA
LOVE TO READ
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa dengan kepribadian, nilai-nilai moral dan etika yang luhur. Seiring perkembangan zaman perkembangan zaman sepertinya nilai-nilai tersebut mulai terkikis khususnya pada generasi muda. Kehadiran buku 18 nilai-nilai karakter bangsa menjadi sangat penting. Tampilan buku yang menarik, materi cerita yang mudah dipahami, ilustrasi isi penuh warna, dan dilengkapi teks dua bahasa akan lebih memudahkan anak-anak memahami pesan yang disampaikan dari isi materi dan memberikan manfaat yang lebih dalam menambah kosakata bahasa Inggris. Diharapkan melalui cerita yang disampaikan, anak-anak sedini mungkin akan lebih mengenal dan memahami nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh Bangsa tercinta ini, akan mendukung tumbuh kembang mereka menjadi pribadi-pribadi yang memiliki karakter luhur dan membumikan kembali nilai-nilai positif bangsa Indonesia.
Salah satu dari 18 nilai-nilai karakter bangsa yang dikembangkan adalah “Gemar Membaca” Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Buku ini Bilingual, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang terdiri dari sembilan cerita. Cerita tersebut antara lain Buku Pusaka (The heirloom Book), Negeri Buah Tanpa Buku (The Fruit country without Book), Tersesat (Got Lost), Moni Monyet (Moni The Monkey), Buku-Buku Yang Marah (The Book Got Scared to The Crocodile), Buku Takut Pada Buaya (The Book Got Scared to The Crocodile),Lupa Mengembalikan Buku Pinjaman (Forgot to Return the Borrowed Books), Kacamata Keke Kelinci (The Eyeglasses of Keke the Rabbit) dan Perpustakaan Putri Alfabeta (Princess Alfabeta’s Library).
“Buku Pustaka” menceritakan kakak beradik kakak beradik Si Sulung dan Si Bungsu. Si Sulung gemar membaca, Sementara Si Bungsu gemar mengadu ayam. Kemana-mana Si Sulung selalu membawa dan membaca buku. Sementara Si Bungsu paling malas membaca buku. Suatu hari Si Sulung dan Bungsu akan pergi berkelana. Ayahnya berpesan hanya bisa memberikan satu bekal Yaitu sebuah buku pusaka dan sebuah kotak perhiasan. Karena suka membaca, buku pusaka ini Ayah berikan untuk Sulung dan kotak emas ini untuk Bungsu. Buku pusaka yang sangat tebal itu berisi cara pengobatan semua penyakit. Beberapa waktu kemudian saat tiba di sebuah kerajaan, Si Sulung mendengar putri kerajaan sakit keras. Semua tabib di kerajaan itu tak ada yang berhasil mengobati putri raja. Dengan membaca buku pusaka, Sulung berhasil mengobati putri raja sampai sembuh.
Karena sudah berhasil menyembuhkan putri, maka Sulung pun dinikahkan dengan putri dan tinggal di istana. Sementara Si Bungsu di tengah perjalanan dicegat kawanan perampok. Perampok itu kemudian mengikat Si Bungsu dan mengambil kotak perhiasan miliknya. Kini Si Bungsu pun terpaksa harus mengemis karena sudah tidak punya bekal lagi.
Pesan untuk Ananda “Banyaklah membaca karena membaca akan membuatmu kaya dengan ilmu.” semua penyakit “Negeri Buah Tanpa Buku” bercerita tentang sebuah negeri buah-buahan, Dudu Duren tak suka jika ada buah yang gemar membaca. Jika banyak membaca, para buah menjadi pintar dan berilmu sehingga mengalahkannya. Maka dengan kekuatan sihirnya, ia segera menyihir semua buku dan bahan bacaan menjadi menghilang. Maka semua teks huruf, angka, dan gambar yang ada di buku dan semua bahan bacaannya menghilang. Sejak itu para buah tidak bisa lagi membaca buku cerita dan buku pelajaran. Para buah dewasa tidak bisa lagi membaca koran. Para ibu buah tidak bisa lagi membaca majalah karena semua gambarnya menghilang. D Dudu Duren senang melihat semua penduduk negeri buah jadi tidak bisa lagi membaca dan menjadi bodoh. Namun, suatu hari Dudu Duren terserang gatal-gatal yang hebat. IKemudian membuka buku sihirnya yang berisi cara pengobatan. Namun. ia baru sadar jika semua buku yang ada di negeri buah-buahan sudah disihirnya jadi putih polos, termasuk buku sihirnya. Padahal hanya ramuan yang ada di buku itu yang bisa menyembuhkan gatal-gatalnya. Karena tak ada pilihan lagi, maka Dudu Duren pun segera menyihir buku sihirnya. Maka dalam sekejap buku sihir dan seluruh buku yang ada di negeri buah kembali memiliki teks dan gambar lagi. KiKini semua penduduk negeri buah bisa kembali belajar dan membaca. Sejak itu Dudu Duren pun tidak bermain-main lagi dengan sihirnya karena bisa merugikan dirinya sendiri. Pesan untuk Ananda “Buku adalah sumber pengetahuan dan ilmu yang akan membantu memudahkan kehidupan” gatalgatalnya “Tersesat” bercerita tentang Nina. Nina sudah kelas 1 SD , namun sampai sekarang Nina belum bisa membaca. Karena belum bisa baca, Nina hanya melihat gambar saja. Kalau ada buku cerita, Nina lebih senang dibacakan Ayah Bundanya. Suatu hari, Nina berlibur ke rumah Kakek Nenek di luar kota. Rumah Kakek ada di sebuah perumahan yang luas dan padat sehingga Nina pun sulit menghafal rumah kakek. Suatu hari Nina ijn pada kakeknya untuk bersepeda, dan dipesan sama kakek untuk tidak bersepeda jauh-jauh. Tapi karena asyik main sepeda, Nina lupa sudah bermain terlalu jauh dari rumah Kakek. Ia jadi bingung dan cemas.Ia lupa lagi jalan pulang ke rumah kakek, semua rumah di kompleks itu cat dan modelnya hampir mirip. Semua blok di kompleks perumahan itu sebenarnya sudah lengkap dipasangi papan alamat. Namun masalahnya, Nina belum bisa baca semua papan alamat tersebut. Mau bertanya ke orang pun, Nina malu dan segan. Nina sekarang baru sadar, ternyata kepandaian membaca itu sangat penting. Untungnya setelah berkeliling kompleks mencari-cari lebih dari dua jam akhirnya Nina berhasil menemukan rumah kakek. Sejak peristiwa itu, Nina minta ke Ayah Bundanya untuk diajari membaca. Pesan untuk Ananda “Kepandaian membaca sangat penting bagi semua anak dan bisa dilakukan sejak usia dini secara bertahap”
“Moni Monyet” bercerita tentang monyet. Moni sering keliru dalam hal apa pun yang ia kerjakan. Jika memasak sup rasanya sering keasinan dan tidak enak. Jika diminta mendongeng, ia sering malu karena tak tahu apa yang harus ia ceritakan. Jika diajak berenang, Moni malah sering tenggelam. Moni pun selalu gagal jika disuruh menanam pohon pisang. Pohon pisangnya tak pernah bisa berbuah. Dengan sedih Moni kemudian pergi ke rumah Kuku Burung Hantu yang terkenal pintar.
Ia bertanya kepada Kuku Burung Hantu bagaimana caranya supaya pintar. Kuku Burung Hantu menyarankan supaya Moni banyak membaca dan belajar. Banyak permasalahan dalam hidupmu, bisa kamu cari cara dan pemecahannya di dalam buku. Moni berterima kasih pada nasihat Kuku Burung Hantu. Moni pun sekarang bisa membuat sup yang sangat lezat setelah ia membaca buku CARA MUDAH MEMBUAT SUP LEZAT. Moni pun sekarang bisa pandai bercerita setelah ia membaca buku 100 DONGENG TELADAN. Moni pun sekarang jadi pintar berenang setelah ia membaca buku CARA PINTAR BERENANG. Moni pun sekarang jadi pintar menanam pohon pisang setelah ia membaca buku CARA PINTAR MENANAM POHON PISANG. Sejak itu Moni pun dikenal pintar karena ia senang membaca buku. Pesan Untuk Ananda “Buku adalah sumber ilmu. Banyak permasalahan dalam kehidupan yang bisa diselesaikan dengan membaca buku”
“Buku-Buku Yang Marah” Bercerita tentang Mumu Harimau. Harimau senang mengoleksi dan memiliki buku di rumahnya. Hampir setiap minggu ia membeli buku-buku baru di toko buku. Tapi sayangnya Mumu Harimau membeli buku itu semata-mata untuk dikoleksi dan dipajang di lemari buku, tanpa dibaca. Setiap hari, Mumu senang melihat ribuan koleksi bukunya. Tapi dari semua judul buku itu tak ada satu pun judul buku yang sudah Mumu baca. Suatu malam, semua buku di rumah Mumu saling berbicara. Mereka kesal dengan Mumu karena tidak pernah membaca isi buku koleksinya. Di hutan itu juga tinggal Bubu Burung hantu yang sangat gemar membaca. Maka pada malam itu juga semua buku di rumah Mumu sepakat untuk pindah ke rumah pohon Bubu Burung Hantu. Mumu tentu saja kaget dan sedih melihat buku-bukunya pergi ke rumah Bubu. Mumu menyusul bukunya. Buku-bukunya tidak mau kembali ke rumah Mumu karena tidak pernah dibaca. “Mulai sekarangaku janji. Aku akan membaca semua buku-buku yang sudah aku beli” Kata Mumu. Akhirnya para buku pun kembali ke rumah Mumu Harimau. Maka sejak itu, Mumu menjadi rajin membaca dan menjadi pintar. Kini para buku pun senang dan betah tinggal di rumah Mumu Harimau. Pesan untuk Ananda “Buku tidak hanya dibeli, tapi harus dibaca, dipahami, dan diamalkan isinya.”
“Buku Takut Pada Buaya” bercerita tentang Bubu Buaya yang ditakuti buku-bukunya . Bubu Buaya sangat suka membaca. Bubu suka membaca di mana saja, di dekat sungai, di dekat perapian juga di depan rumah pohon. Tapi sayang, setelah beres membaca, Bubu Buaya suka menyimpan sembarangan. Buku Bubu Buaya ada di halaman rumahnya sehingga basah kehujanan. Buku Bubu Buaya pernah ditemukan hanyut di sungai. Buku Bubu Buaya juga pernah terbakar di tungku perapian.
Karena diperlakukan seperti itu para buku di seluruh hutan menjadi takut kalau dibeli dan dibaca Bubu Buaya. Saat Bubu Buaya membeli buku ke toko buku, tiba-tiba buku itu lari dan meloncat dari atas rak buku. Buku Sains juga menangis saat hendak dibeli Bubu Buaya. Bubu Buaya menjadi bingung dan sedih karena semua buku kini jadi takut dan menjauhinya. Wah kalau seperti ini terus bagaimana Bubu Buaya bisa membaca buku. Bubu Buaya menyampul bukunya dan menyimpannya dengan rapi di lemari buku. Sejak saat itu, para buku pun tidak takut pada Bubu Buaya.
Pesan untuk Ananda. “Jika selesai membaca buku, simpan dan rawatlah buku- bukumu dengan sebaik baiknya” “Lupa Mengembalikan Buku Pinjaman” bercerita tentang Tupi Tupai sangat gemar membaca, tapi sayang di tempat Tupi tinggal buku sangat sulit didapat dan harganya juga mahal-mahal. Tupi Tupai pergi ke perpustakaan hutan Di sana ia bisa meminjam buku apa saja. Di dalam perpustakaan ada ribuan judul buku. Setiap hari Tupi meminjam dua buah buku untuk dibaca di rumah.
Di rumah pohon, Tupi membaca di waktu senggang setelah beres bekerja. Tupi selesai membaca, Tapi selalu lupa mengembalikan lagi buku itu ke perpustakaan. Setelah berbulan-bulan, Tupi baru sadar, buku perpustakaan yang dipinjamnya sudah menumpuk di kamarnya. Tumpukan buku perpustakaan sudah hampir menyentuh langit-langit rumah, tapi Tupi tidak pernah mau merapikannya. Tupi hanya asyik terus membaca tanpa pernah mau merapikan bukunya itu sampai akhirnya tumpukan bukunya sudah sangat tinggi.... BRUUUK. Buku-buku itu menjatuhi Tupi Tupai. Buku-buku itu berkata “Nah, makanya
kalau minjam buku perpustakaan dikembalikan dong” Tupi Tupai berjanji “ Iya, besok aku janji mau mengembalikan buku-buku ini ke perpustakaan” Para buku pun kemudian menolong Tupi mengeluarkannya dari tumpukan buku-buku. Esoknya, Tupi pun mengembalikan semua buku perpustakaan memakai roda ke perpustakaan. Pesan untuk Ananda “ Seorang yang gemar membaca jangan lupa untuk mengembalikan buku pinjamannya jika sudah beres membacanya”
“Kacamata Keke Kelinci” bercerita tentang Kiki dan Keke. Kiki dan Keke Kelinci gemar membaca. Kiki senang membaca sambil duduk, sementara Keke juga senang membaca sambil tidur tengkurap. Kiki senang membaca di tempat yang terang. Sementara Keke senang membaca di tempat yang gelap. Kiki senang membaca dengan menjaga jarak yang normal. TKeke senang membaca terlalu dekat jaraknya dengan buku. Selain senang membaca, Kiki juga senang makan sayuran dan buah-buahan. Tapi Keke tidak suka makan sayuran,apalagi wortel. “Keke lebih senang makan es krim,Bunda” kata Keke. Suatu hari, Keke mengeluh dengan matanya. Bunda kemudian membawa Keke ke dokter mata. Dokter menyampaikan ;” Sekarang Keke harus pakai kacamata karena mata Keke terganggu kesehatannya.” Keke menyesal karena selama ini ia tidak pernah mengikuti saran
Bunda untuk menjaga matanya dengan baik. Keke sekarang harus pakai kaca mata. Sementara Kiki bersyukur karena matanya tetap sehat dan tetap bisa membaca dengan nyaman.
Pesan untuk Ananda “ Jagalah kesehatan matamu dengan membaca yang baik dan benar serta cukup makan sayuran dan buah-buahan.” “Perpustakaan Putri Alfabeta” bercerita tentang perpustakaan yang dimiliki Putri Alfabeta. Putri Alfabeta sangat gemar membaca. Ia punya sebuah perpustakaan yang lengkap. Setiap hari Putri Alfabeta datang ke perpustakaan untuk membaca buku. Semua buku di perpustakaannya berlomba-lomba ingin dipilih untuk dibaca oleh Putri Alfabeta. Namun Putri Alfabeta hanya bisa memilih satu judul buku untuk dibaca dalam sehari. Para buku menjadi bangga kalau dirinya sudah pernah dipilih dan dibaca oleh Putri Alfabeta. Namun sebaliknya, para buku menjadi sedih kalau dirinya belum pernah dipilih dan dibaca oleh Putri Alfabeta. Begitu juga yang terjadi pada Bubu, sebuah buku cerita. “Aku sedih karena belum pernah dipilih dan dibaca oleh Putri Alfabeta” kata Bubu. Lilin di meja baca menghiburnya. Si Pensil kemudian memeriksa halaman dalam Bubu. Si Penghapus kemudian menghapus coretan-coretan yang ada di Bubu Buku. Si Tas Buku kemudian mengajak Bubu pindah ke meja baca. Si Botol Parfum kemudian menyemprot Bubu dengan minyak wangi kesukaan Putri Alfabeta. Suatu pagi Putri Alfabeta datang ke perpustakaan untuk memilih dan melihat buku yang akan dibacanya hari ini. Putri Alfabeta senang saat melihat Bubu ada dimeja bacanya. Bubu senang, akhirnya Putri Alfabeta memilih dan membacanya. Pesan Untuk Ananda “ Pelihara dan rawatlah buku-bukumu agar tetap nyaman saat hendak dibaca oleh siapa pun”
Tidak tersedia versi lain