Electronic Resource
Teori Pengajian Fiksi
CERITA FIKSI
Ceriat fiksi adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan angan-angan (fantasi) dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi pengarang. Macam-macam cerita fiksi
● Novel.
● Cerpen
● Roman
● Cerita rakyat
Unsur dalam cerita
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam batang tubuh suatu karya sastra. Tanpa adanya unsur intrinsik, suatu karya sastra tidak akan terbentuk secara
baik(unsur intrinsik merupakan fondasi dasar dari karya sastra). Yang termasuk unsur intrinsic:
1. Tema
2. Alur
3. Tokoh dan Penokohan
4. Setting/latar
5. Sudut pandang
6. Gaya bahasa
7. Amanat
Tema
tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita
Cara menentukan tema:
1. Membaca judul
2. Membaca kalimat utama
3. Membaca teks secara keseluruhan
Contoh: Cerita Malin Kundang
Temanya: Berbakti kepada orangtua
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah arah pandang seorang pengarang dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut menjadi lebih hidup dan bisa disampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengarnya.
Contoh sudut pandang penulis menempatkan diri sebagai orang pertama:
aku, saya Orang kedua: kamu Orang ketiga: dia
Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau definisi dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat bahasa- bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu. gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran, dan gaya bahasa penegasan.
2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerita yang berada di luar karya sastra:
1. Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis dalam membuat cerita, misal:Riwayat Hidup Penulis, Kondisi Psikologis, Aliran Sastra Penulis
2. Latar belakang masyarakat, ideologi negaea, kondisi politik, sosial, ekonomi
3. Nilai yang terkandung dalam cerita: agama, moral, sosbud Unsur ekstrinsik mengandung nilai:
o nilai Agama
o nilai Sosial
o nilai Moral
o nilai Budaya
Latar/Setting
Latar waktu:
1. Latar eksplisit merupakan latar waktu yang dijabarkan secara jelas di dalam suatu cerita. Biasanya, waktu eksplisit dituliskan dengan menyebutkan tanggal dan jam terjadinya cerita tersebut. ,Misalnya: pada tanggal 17 April 2021 pukul 15.00, aku bertemu dengan Oase di sebuah mal di Malang.
2. Latar waktu implisit merupakan latar waktu yang tidak disebutkan secara rinci dalam suatu cerita. Biasanya waktu implisit selalu ditulis dengan kalimat pada suatu hari, di kala senja itu, dan lain sebagainya.
Latar tempat
Latar ini merupakan latar yang menujukkan lokasi suatu peristiwa. Seperti latar waktu, latar tempat juga bisa dijelaskan secara eksplisit dan juga implisit. Misalnya: di Stasion Jatinegara (latar tempat yang disampaikan secara eksplisit), dan di gubug reyot itu (laytar tempat implisit) Latar Suasana Latar ini merupakan kondisi batin si tokoh atau lingkunngan tempat si tokoh berada.
Contoh:
Perempuan itu masih terbaring di kamarnya. Dia menyembunyikan kepalanya di bawah bantalnya yang berwarna putih itu. Di balik bantal yang menutupi kepalanya itu, air mata masih saja dia tteskan dengan begitu derasanya. Ah, betapa ia sangat kehilangan sosok lelaki itu. Latar social Latar ini merupakan latar yang menerangkan status sosial si tokoh, ataupun perilaku sosial yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Misalkan: si tokoh diceritakan sebagai anak keluarga yang sederhana dan hidup di sebuah
kampung yang warganya terkenal sebagai tukang gosip dan pamer harta.
TOKOH
Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran, dan pandangan dalam melihat suatu masalah. Dilihat dari pemerannya, tokoh dibagi menjadi 3:
• Tokoh utama : Tokoh yang menjadi aktor atau pemeran utama
• Tokoh pembantu:tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita.
• Tokoh figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam cerita. Tokoh figuran dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita TETAPI tidak memiliki kaitan dengan tokoh utama.
Ciri-ciri tokoh utama:
• Sering muncul dalam setiap adegan atau paling sering disebut dalam teks cerita
• Menjadi atau pusat perhatian tokoh-tokoh yang lain
• Kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat dihubungkan dengan peran tokoh utama
• Dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan peran tokoh utama.
Penokohan
• Protagonis: Tokohmempunyai sifat yang baik.
• Antagonis: Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana Metode penyampaian watak tokoh:
• Metode Analitik, yaitu sebuah metode penyampaian oleh penulis mengenai sifat atau watak tokoh dengan cara memaparkan secara langsung. Seperti : keras kepala, penakut, pemberani, pemalu dan lain sebagainya.
• Dramatik, yaitu sebuah metode penyampaian sifat tokoh secara tersirat. Biasanya disampaikan melalui tingkah laku si tokoh dalam cerita.
Tokoh
Berdasarkan pemeran: 1. Tokoh utama: Bawang Putih 2. Tokoh pembantu: Bawang merah, ibu tiri, .....
3. Figuran: ayah, ibu....
Berdasarkan watak: 1. Bawang putih: rajin, sabar,..
2. Bawang merah:
3. Amanat
Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita pendek tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya tidak ditulis secara
langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita pendek tersebut.
1. Amanat berisi saran, ajakan, atau imbauan.
2. Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/diimbau untuk melakukan (biasanya ditandai dengan kata kerja berpartikel –lah). ...
3. Untuk hal-hal negatif, pembaca diimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai dengan penggunaan kata jangan).
Cara menentukan amanat/pesan dalam cerita
Dalam cerita, isi pesan atau makna yang terkandung di dalamnya diketahui dengan:
1. Membaca cerita secara keseluruhan, atau dengan teknik membaca cepat.
2. Jadi setiap paragraf cerita, akan ada ide pokoknya masing-masing yang membawa pesan.
uk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu
dengan kata kerja berpartikel –lah) seperti pedulilah, bantulah. asanya ditandai dengan penggunaan kata jangan atau tidak. catatan mu dan memberikan penilaian terhadap isi pesan tersebut
Contoh:
Cerita rakyat berjudul “Malin Kundang”. Pesan amanatnya yaitu supaya tidak melupakan semua jasa-jasa orangtua apalagi mendurhakai orangtua sendiri.
Cerita rakyat berjudul “Legenda Batu Menangis”. Pesan amanatnya yakni agar seorang anak tidak mendurhakai sang ibu karena pada hukuman Tuhan juga berlaku bagi mereka yang berbuat demikian.
Alur
Alur atau juga bisa disebut plot merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita.
Tahapan Alur
Pengenalan cerita, Pada bagian ini, pengarang akan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan cerita dan hubungan antar tokoh yang terdapat didalam sebuah cerita.
Awal konflik, Pada bagian ini sih pengarang atau pembuat cerita akan memunculkan bagian-bagian dalam sebuah cerita yang bisa menimbulkan suatu permasalahan.
Menuju konflik. Si Pengarang cerita akan meningkatkan suatu permasalahan yang dialami olah tokoh.
Konflik memuncak atau klimaks. Pada bagian yang satu ini merupakan puncak dari permasalahan yang dihadapi oleh sih tokoh, pada bagian ini juga tokoh di dalam cerita akan dihadapkan dalam sebuah penentuan akhir yang akan dialaminya, keberhasilan atau kegagalan biasanya menjadi suatu penentuan nasib tokoh didalam cerita.
Penyelesaian atau ending. Akhir dari cerita, pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana nasib sih tokoh dalam cerita tersebut apakah endingnya bahagia, buruk, ataupun menggantung.
Jenis-Jenis Alur (Plot)
Berikut Ini Merupakan Jenis-Jenis Alur (Plot).
1. Alur Maju
Alur maju adalah suatu alur yang peristiwa ditampilkan secara kronologi, maju, secara berurutan dari tahap awal, tengah sampai akhir.
Contoh:
Cerita malin Kundang: Malin kundang ingin memperbaiki kehidupannya, kemudian dia merantau. Di tempat perantauan Malin Kundang berhasil menjadi saudagar
kaya. Suatu hari Malin Kundang berlayar ke kampung halamannya. Di sana malin Kundang bertemu dengan ibu kandungnya. Namun, Malin Kundang tidak mau
mengakui ibu kandungnya. Ibu malin Kundang marah dan mengutuk Mlain Kundang.
2. Alur Mundur
Alur mundur adalah suatu alur yang ceritanya dimulai dengan penyelesaian. Alur ini sering ditemui pada sebuah cerita yang memiliki setting waktunya pada masa
lampau. Contoh:
Cerita Sangkuriang:
Sangkuriang ingin menikahi Dayang Sumbi. Tetapi Dayang Sumbi menolak. Akhirnya Dayang Sumbi mencari cara agar Sangkuriang tidak bisa menikahinya. Dalam cerita itu diceritakan tentang masa lalu, bahwa sangkuriang adalah putra dayang Sumbi.
3. Alur Campuran
Alur campuran adalah suatu alur yang diawali dengan klimaks dari cerita, yang kemudian melihat lagi masa lalu atau masa lampau dan diakhiri dengan sebuah penyelesaian dari cerita tersebut
Tidak tersedia versi lain