Electronic Resource
Optimasi Kecerdasan Majemuk sebagai Metode Menghafal Al-Quran (Studi atas buku "Metode Ilham: Menghafal al-quran serasa bermain Game" Karya Lukman Hakim dan Ali Khosim)
Menghafal al Qur’an, dalam teori psikologi, adalah kegiatan yang lebih mengaktifkan otak kiri sebagai pusat dari pemikiran logis, bertahap dan linier. Kewajiban untuk melafalkan ayat al Qur’an sesuai dengan mushaf menjadikan dominasi ini semakin kuat. Kesalahan satu huruf pun tidak bisa ditolerir dalam hal ini. Menghafal al Qur’an juga harus runtut sesuai urutan dalam mushaf. Setidaknya demikianlah kesan yang terbangun ketika seseorang mendengar tentang menghafal al Qur’an. Dominasi otak kiri dalam menghafal al Qur’an menimbulkan kesan bahwa hanya orang dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi saja yang bisa mencapai prestasi sebagai penghafal al Qur’an. Sedangkan orang yang lebih menonjol fungsi otak kanannya akan mengalami kesulitan ketika harus berhadapan dengan ayat-ayat al Qur’an yang runtut. Kreatifitas tidak berlaku di dalamnya. Meskipun jika diteliti lebih Optimasi Kecerdasan Majemuk Sebagai Metode Menghafal Al-Qur’an Vol. 18, No. 2, Juli 2017 67 jauh, sebenarnya kegiatan menghafal al Qur’an merupakan kegiatan yang mengaktifkan dua belahan otak sekaligus. Metode menghafal al Qur’an selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Saat ini, metode Ilham menjadi salah satu solusi atas berbagai permasalahan yang dialami oleh para penghafal al Qur’an. Namun tidak menutup kemungkinan posisinya akan tergantikan oleh metode lain yang lebih solutif. Karena sebagaimana metode belajar yang lain, metode menghafal al Qur’an pun mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Satu hal yang perlu digarisbawahi, metode itu cocok diterapkan oleh seseorang jika sesuai dengan kondisi dan karakternya. Jadi, satu metode yang baik/cocok bagi seseorang belum tentu baik/cocok bagi orang lain. Namun tidak ada gading yang tak retak. Metode Ilham pun mempunyai kekurangan, meskipun kelebihan yang dimiliki jauh lebih banyak daripada kekurangannya. Beberapa kelebihan metode Ilham adalah:
1. Mengaktifkan tidak hanya satu kecerdasan. Oleh karenanya cocok diterapkan pada peserta dengan tipe belajar apapun, baik visual, auditori, maupun kinestetik;
2. Peserta diajarkan untuk bertanggung jawab, tidak hanya pada dirinya sendiri tetapi juga pasangannya;
3. Kualitas hafalan peserta terkontrol, karena sebelum mulai menghafal dicontohkan terlebih dulu oleh pembimbing;Optimasi Kecerdasan Majemuk Sebagai Metode Menghafal Al-Qur’an Vol. 18, No. 2, Juli 2017 69 4. Melatih peserta didik untuk menemukan solusi kreatif dalam menghadapi masalah, baik selama menghafal al Qur’an maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kelemahannya, menurut penulis, metode ini secara tidak langsung mengharuskan peserta didik mempunyai hafalan
seragam, terutama dengan pasangannya. Padahal kemampuan orang untuk menghafal berbeda-beda dengan target yang berbeda-beda pula. Menurut hemat penulis, metode ini lebih cocok diterapkan pada siswa sekolah. Sekolah yang penulis maksud di sini adalah sekolah yang menjadikan tahfidz al Qur’an termasuk dalam struktur kurikulumnya. Dalam sekolah dengan model seperti ini, target hafalan minimal semua peserta didik seragam. Siswa sekolah juga mempunyai waktu yang hampir sama, jadi lebih mudah membuat kesesuaian waktu menghafal dan muraja’ah antara satu peserta dengan pasangannya.
Tidak tersedia versi lain