Text
Konsep Pendidikan dalam Al-Quran
Empirisme Aliran ini dipelopori oieh Johtt Locke (1632-1704), dan terkenal dengan teori tabularasa. Aliran ini berpendapat bahwa anak dilahirkan dalam keadaan putih bersih, bagaikan
kertas kosong, dan selanjutnya terserah orang tua, sekolah dan masyarakat, ke arah mana kepribadian anak tersebut dibentuk dan dikembangkan. Berdasarkan aliran ini maka tugas
pendidikan adalah menciptakan manusia baru atau membentuk generasi baru yang lebih baik dari pada generasi sebelumnya. Model pendidikan seperti ini banyak digunakan oleh beberapa negara di Eropa Timur, seperti Rusia, Jerman dan Italia pada sekitar 1930-an, untuk menyiapkan generasi tangguh guna memenangkan peperangan. Nativisme Aliran ini dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1768-1860), dan terkenal dengan teori bakat. Aliran ini berpendapat bahwa anak dilahirkan lengkap dengan pembawaan bakatnya, yang cepat atau lambat akan menjadi kenyataan di kemudian hari. Pendidikan hanya akan berperan membantu anak didik untuk menjadi apa yang akan terjadi sesuai dengan potensi pembawaan yang dikandungnya. Jadi tugas pendidikan bukan untuk menghasilkan apa yang harus dihasilkan, tetapi untuk menghasilkan apa yang akan dihasilkan. Aliran ini percaya bahwa anak
pada dasarnya baik dan mampu belajar mengembangkan bakatnya. Anak akan belajar dengan baik dan rajin, apabila mereka dalam keadaan gembira dan tertarik mempelajari sesuatu yang memang sesuai dengan bakat dan kecenderungannya. Sebaliknya, ia tidak akan mau belajar apabila dipaksa, diancam dan harus mempelajari bidang studi yang tidak sesuai dengan bakat atau kecenderungannya. Oleh karena itu, anak didik hendaknya dimasukkan ke sekolah yang sesuai dengan keinginannya. Aliran ini banyak digunakan di Amerika dan negara-negara Eropa Barat. 2A.L. Tibawi, Islamic Education - Its Traditions and Modernization into the Arab National Systems, (London: Luzac & Company ltd, 1979), Konvergensi Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1939), dan terkenal dengan teori realisme, karena dianggap sesuai dengan kenyataan. Teori Konvergensi merupakan perpaduan antara Ernpirisme dan Nativisme, dimana kepribadian orang dibentuk dan dikembangkan oleh faktor endogen dan eksogen, atau oleh faktor dasar dan ajar. Dengan demikian, berbeda dengan kedua aliran sebelumnya, dimana pada aliran Empirisme kegiatan pendidikan berpusat pada pendidik, dan pada aliran Nativisme berpusat pada anak didik, maka dalam aliran
Konvergensi kegiatan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pendidik dan anak didik. Bahkan kemudian dikembangkan menjadi tanggung jawab bersama pendidik, anak didik, orang tua dan masyarakat. Bagi aliran Konvergensi, faktor dasar atau pembawaan saja tidak akan cukup dan tidak berarti apaapa tanpa upaya dari luar, yaitu usaha pendidikan. Sebaliknya, faktor ajar atau pendidikan saja juga tidak cukup dan akan sia-sia tanpa faktor dasar. Bagi aliran ini masalahnya bukan terletak pada apakah tugas pendidik itu menciptakan manusia baru, melainkan terletak pada bagaimana mewujudkan tanggungjawab bersama dalam membentuk hasil pendidikan yang sesuai dengan tantangan zaman. Setiap negara mempunyai landasan idiil (ideologi) dalam konsep pendidikan yang digunakan. Demikian pula dengan penerapan aliran pendidikan bagi tiap-tiap negara. Indonesia memiliki konsep pendidikan yang khas, sering disebut pendidikan nasional. Sebagai unsur penting dari sistem tersebut. Pendidikan nasional memainkan peranan sentral dalam
pembangunan Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Dalam upaya merealisasikan pendidikan nasional, pemerintah bertanggungjawab menyediakan pendidikan bagi warga negara Indonesia (Pasal 31, ayat 2 DUD 1945). Termasuk di dalam kewajiban pemerintah lainnya, memajukan kebudayaan 34 masyarakat dimana hal itu dilakukan melalui pendidikan (Pasal 32, UUD 1945). Peraturan pelaksana untuk mewujudkan aturan dalam Undang-undang Dasar 1945, telah ditetapkan dan termaktub dalarn Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian perangkat hukum dalam pendidikan nasional telah lengkap dan memiliki kewenangan dalam penerapannya di lapangan. Sistem pendidikan nasional Indonesia dewasa ini menghendaki berlakunya konsep pendidikan seumur hidup. Konsep pendidikan ini bersifat terpadu, berlangsung dalam seluruh perkernbangan hidup seseorang, mencakup perkembangan aspek kepribadian dan aspek peranan dalam kehidupan, melalui berbagai pengalaman belajar baik dalam bentuk formal, informal maupun nonformal serta diselaraskan dengan keragaman individu dalam kemarnpuan, motivasi maupun kesempatan. Pendidikan nasional Indonesia dapat dilihat dari aliran pendidikan umum, termasuk dalam kategori
aliran konvergensi. Proses pendidikan yang diarahkan kepada warga negara dilaksanakan oleh pemerintah. Individu akan berkembang dengan rnendapatkan pengajaran. Di lain pihak, diyakini oleh masyarakat Indonesia bahwa ada nilai yang mendorong setiap individu untuk melaksanakan kewajiban· helajar selama usia hidupnya. Individu akan mengalami perkembangan dalam kehidupan karena faktor ajar dan dasar (bakat). Terdapat persamaan antara ketiga aliran pendidikan Empirisme, Nativisme dan Konvergensi dengan konsep pendidikan nasional berasal dari ketiga aliran pendidikan tersebut, yang akhirnya dirangkum dalam aliran konvergensi. Tetapi pendapat akan berbeda, jika mernbandingkan antara aliran pendidikan umum dengan pendidikan Islam. Meskipun terdapat ada kesesuaian pada tataran pemikiran antara aliran pendidikan umum dengan _____ , Sistem Pendidikan Nasional (UU RI Nomor 2 Tahun 1989) Beserta Peraturan Pelaksaannya, (Jakarta: CV. Eka Jaya, 1990).Redja Mudyaharjo dan Waini Rasyidin, Dasar-dasar Kependidikan, Modul 1.3, (Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka, 1985), h. 25 35 pendidikan Islam, tetapi perbedaan berasal dari landasan filosofi antara keduanya. Pendidikan ·. Islam berangkat dari filsafat pendidikan theocentric, sedangkan aliran pendidikan umum berangkat dari filsafat anthropo-centric. Filsafat theocentric mengandung dua jenis, yaitu nilai kebenaran absolut dan nilai kebenaran relatif. Nilai kebenaran absolut adalah wahyu Tuhan, dan nilai kebenaran relatif adalah hasil penafsiran manusia terhadap wahyu Tuhan. Oleh karenanya, kedua nilai tersebut memiliki hubungan hirarkis, dimana nilai absolut mempunyai supremasi terhadap kebenaran relatif, dan kebenaran relatif tidak boleh bertentangan dengan kebenaran absolut, atau tidak boleh bertentangan dengan akidah dan syari'at agama. Filsafat pendidikan theocentric memandang semua yang diciptakan oleh-Nya berjalan menurut hukum-Nya, dan kembali kepada kebenaran- Nya. Filsafat ini memandang bahwa manusia dilahirkan sesuai dengan fitrahnya dan perkembangan selanjutnya tergantung pada lingkungan dan pendidikan yang diperolehnya. Dalam hal memberikan pendidikan agama kepada anak, sejak masa dininya sampai anak mampu berfikir, ditempuh melalui kebiasaankebiasaan yang menyenangkan, seperti shalat berjama'ah· di masjid.
Tidak tersedia versi lain