Electronic Resource
Seri Wali Songo - Sunan Drajad
Buku Seri Wali Songo- Sunan Drajad ini ditulis Ema Wardhana dan Rahimsyah.
Buku ini menceritakan tentang Kisah Sunan Drajad.
Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim, Beliau putra Raden Rahmad Sunan
Ampel dengan Dewi Condrowati. Raden Qasim mulai perjalanannya dengan perahu
dari Gresik sesudah singgah di Sunan Giri. Dalam perjalanan ke arah Barat itu
perahu beliau tiba-tiba dihantam oleh ombak besar dan menabrak batu karang
hingga hancur dan Raden Qasim terlempar ke dalam laut kemudian Raden Qasim
berenang sampai tenaganya terkuras habis Raden Qasim berdoa kepada Allah
untuk mohon pertolongan kepada Allah SWT, beliau benar-benar tidak kuat lagi,
tenaganya hampir punah dan akan tenggelam ke dasar laut. Tiba-tiba seekor ikan
besar datang kepada beliau. Sunan Drajad menunggang punggung ikan tersebut.
Ikan membawa Raden Qasim ke pantai, sepertinya ikan itu dituntun malaikat Jibril.
Raden Qasim bersyukur bisa selamat. Raden Qasim berpesan kepada
keturunannya agar tidak memakan ikan itu, bila pesan ini dilanggar akan
menimbulkan bencana yaitu penyakit yang tiada obatnya. Konon ikan itu bernama
ikan talang.
Ikan itu membawa Raden Qasim ke pantai yang termasuk wilayah Desa Jelag.
(sekarang masuk Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran) dan mendirikan Pesantren,
karena caranya mengajarkan agama Islam yang bijak banyak yang berguru
kepada beliau. Beliau diterima antusias oleh masyarakat apalagi setelah mereka
tahu bahwa beliau putra Sunan Ampel. Setelah menetap satu tahun di desa itu,
beliau mendapat ilham untuk menuju ke atrah selatan dan mendirikan surau untuk
berdakwah. Tiga tahun kemudian berdakwah di daerah ketinggian yang disebut
Dalem Duwur.
Raden Qasim adalah pendukung aliran putih yang dianut oleh Sunan Giri. Agama
yang diajarkan lurus sesuai ajaran Nabi. Beliau hidup bersahaja, dermawan, lemah
lembut dan suka menolong. Berdakwah dengan luwes, kadang menggunakan
tembang dan gending pangkur yang berisi ajaran Islam, terkadang juga diselingi
kisah orang terdahulu yang mendapat hidayah. Cerita yang disampaikan Raden
Qasim dari sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA.
Bercerita tentang kisah tiga orang yang terjebak dalam goa yang akhirnya dapat
keluar dari goa karena amal-amal baiknya. Beliau berpesan supaya kita bisa
memetik hikmah dari kisah dengan rajin beramal shaleh, karena amal shaleh itulah
yang akan menyelematkan kita dari kesulitan akhirat. Beliau juga memberikan
wejangan – wejangn dalam bahasa Jawa yang disarikan dari hadi-hadis akhlakul
karimah. Beliau sebagai wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat
memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan
kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam, beliau juga
anggota Wali Songo. Yang mendukung kerajaan Demak dan mendidrikan Masjid Demak.
Beliau ahli ukirdan menciptakan Gending Pangkur.
Sunan Drajat demikian Gelar Raden Qasim, diberikan kepada beliau karena beliau
pribadinya yang tinggi, berakhlak mulia, bersifat welas asih terhadap sesama. Allah
tidak pernah membeda-bedakan manusia, Yang paling mulia derajat seseorang
adalah mereka yang paling bertaqwa. Beliau dianggap sosok yang paling beriman
dan bertaqwa di masyarakat. Masyarakat Paciran kemudian memberi gelar Sunan
Drajat. Selain beliau bertempat tinggal di bukit yang tinggi, seakan melambangkan
ilmunya yang tinggi, tingkat atau derajat para ulama muqarrabin, ulama yang dekat
dengan Allah SWT. Semoga Allah meridhai amal shaleh beliau.
Tidak tersedia versi lain