Electronic Resource
مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً لأَخِيْهِ وَقَعَ فِيْهَا Barang siapa yang membuat lubang untuk temannya, maka dia akan terperosok sendiri ke dalamnya.
Suatu ketika seperti biasanya Juha setiap pagi pergi ke kebun dekat rumahnya untuk
mencangkul, tiba tiba cangkulnya membentur benda keras, dia pun melihatnya ternyata uang
satu dinar. Juha sangat senang dengan uang tersebut, dia pun menggosok karatnya namun
ternyata uang dinar itu palsu. Rasa senang juha pun berubah menjadi sedih, lalu setelah nampak
jelas bahwa uang itu palsu, dia pun berencana membuangnya dan berkata:” Lho kenapa aku
mesti membuangnya, bukankah mungkin dengan uang ini aku mengelabui penjual dan membeli
makanan lezat.
Selang beberapa saat, Juha pergi ke pasar dan menjumpai seorang penjual bebek yang
gemuk dan dia pun membelinya. Juha membayarnya dengan uang dinar palsu dan penjual
itupun mengambilnya tanpa memastikan bahwa uangnya, dia memasukanya begitu saja kedalam
sakunya. Penjual bebek bermaksud membeli terigu untuk keluarganya di rumah, dia pun pergi ke
penjual terigu dan berkata:” Berapa anda menjual terigu ini ?
Dia menjawab:” Harganya satu dinar.
Penjual bebek lalu membayarnya dengan uang satu dinar yang diperolehnya dari Juha
lalu pergi. Penjual terigu bermaksud membuat segelas teh lalu menuangkan air ke dalam teko
dan mengangkatnya untuk dipanaskan di atas api. Setelah dia perhatikan ternyata teko itu bolong
dan meneteskan air.
Dia berkata:” Aku akan pergi membeli teko baru dan membayarnya dengan uang dinar
dari rezekiku hari ini.
Kemudian dia pergi ke penjual furniture untuk membeli teko baru lalu membayarnya
dengan uang satu dinar. Penjual furniture mengambilnya tanpa memperhatikan jika uang dinar
tersebut palsu. Di pagi hari berikutnya, penjual furniture bermaksud membeli kayu bakar untuk
keluarganya di rumah, dia pun pergi menemui Juha.
Penjual furniture: “Hai Juha, berapa harga kayu bakar ini”?
Juha menjawab:” Seperti yang kau lihat, kayu bakar ini banyak, aku saja mengambilnya
susah payah, aku hargain satu dinar saja.
Penjual furniture tertawa dan memberikan uang dinar kepada Juha. Ketika Juha di
perjalanan menuju rumahnya, dia bertemu dengan penjual peci. Juha pun bermaksud membeli
peci baru, namun ketika Juha membayarnya dengan uang dinar itu, penjual peci mengetahuinya
jika uang itu palsu lalu mengembalikanya kepada Juha dan berkata: ” Juha, ini uang dinar palsu”.
Juha melihat dinar itu dengan seksama dan ternyata benar palsu. Dia pun marah dan pergi ke
hakim untuk mengadukan si penjual furniture yang telah menipunya dengan uang dinar palsu.
Penjual furniture datang menghadap hakim lalu menegaskan bahwa uang dinar tersebut
diperoleh dari penjual terigu. Hakim pun memanggilnya dan penjual terigu itu dia menegaskan
bahwa yang dia miliki hanyalah satu dinar yang diperolehnya dari penjual bebek. Penjual bebek
datang dan menegaskan bahwa uang tersebut diperoleh dari Juha. Hakim pun kaget dari
kesimpulan akhir yang diperoleh.
Hakim menatap Juha dengan tajam dan berkata:” Juha, dari mana kau peroleh uang dinar
itu ? Dengan gagap Juha menjawab:” Aku menemukanya di area kebun. Hakim berkata: “Lantas
itu uang dirham milikmu ?
Hakim: Juha, bagaimana kau memperbolehkan dirimu menipu orang lain lalu menuduh
orang tanpa dosa dengan sebuah penipuan ?
Juha: “Benar tuanku itu adalah uang dinar miliku yang aku temukan, alangkah benarnya
kata hikmah yang berbunyi: “Barang siapa yang menggali lubang untuk saudaranya maka dia
Tidak tersedia versi lain