Electronic Resource
Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX Semester 2
Buku paket Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX ini berisi materi IPA yang akan
dipelajari di kelas 5 yang berdasarkan pada kurikulum KTSP. Buku ini dipakai untuk menambah
pembendaharaan materi yang diajarkan pada siswa menggunakan kurikulum 2013. Ada beberapa
BAB dalam buku ini yang bisa dipakai untuk menambah referensi materi bahan ajar IPA di kelas
5.
Adapun materi yang bisa digunakan untuk menambah bahan ajar adalah BAB Teknologi Ramah
Lingkungan yang nantinya akan digunakan untuk menambah wawaasan dalam materi siklus air
khususnya kegiatan manusia untuk melestarikan air dan lingkungan.
Berikut resume BAB dalam buku yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dipakai saat ini dan
digunakan untuk tambahan materi IPA di kelas V saat ini ada 1 BAB, yaitu Teknologi Ramah
Lingkungan.
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN BIDANG LINGKUNGAN DAN AIR
1. Biopori
Biopori dikenal dengan istilah teknologi lubang resapan (TLR), merupakan teknik untuk membuat
wilayah resapan air hujan. Teknik biopori memiliki prinsip yang sama dengan sumur resapan. Teknik
ini diterapkan dengan menyediakan area yang dibuat berlubang-lubang kecil (berpori) yang
nantinya akan menyerap air hujan dan kemudian disalurkan ke dalam tempat penampungan air.
Biopori sangat bermanfaat bagi pelestarian keseimbangan lingkungan.
Selain dapat mencegah banjir pada musim hujan, biopori juga dapat menjamin ketersediaan air
pada musim kemarau. Biopori juga dapat diandalkan untuk mencegah penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh adanya genangan air, seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah. Kesuburan
dan kelestarian organisme tanah juga dapat terjaga dengan teknologi ini. Lubang-lubang resapan air
ini sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos, yakni dengan memberikan sampah
organik seperti dedaunan atau sisa makanan.
2. Fitoremediasi
Fitoremediasi merupakan salah satu bentuk bioremediasi. Fitoremediasi merupakan penggunaan
tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan
pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Melalui fitoremediasi ini polutan (zat
penyebab polusi) seperti logam berat, pestisida, minyak, dan zat lain yang mengotori tanah, air,
atau udara dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Fitoremediasi baru berkembang pada awal tahun
1990, yaitu dimulai dari kesuksesan dalam memperbaiki daerah tercemar oleh zat radioaktif sesium
(Cs), stronsium (Sr), dan uranium (U) di Chernobyl, Rusia dengan menggunakan tumbuhan bunga
matahari. Keunggulan teknologi fitoremediasi ini antara lain: ramah lingkungan, biaya operasional
rendah, mudah untuk diaplikasikan, aman digunakan, tanah dapat menjadi lebih subur, dan dapat
membuat kualitas lingkungan menjadi lebih baik. Contoh tumbuhan yang dapat digunakan dalam
fitoremediasi adalah bunga matahari (Helianthus annus), sawi (Brassica rappa), eceng gondok
(Eichornia crassapies), padi (Oryza sativa), tembakau (Nicotiana tobacco), dan sansevieria
(Sansevieria trifasciata).
3. Toilet Pengompos (Composting Toilet)
Composting toilet merupakan toilet kering yang menggunakan proses secara aerob untuk
menghancurkan atau mendekomposisi feses yang dihasilkan manusia. Toilet pengompos dapat
digunakan sebagai pengganti toilet air pada umumnya. Toilet ini biasanya ditambah dengan
campuran serbuk gergaji, sabut kelapa, atau lumut tertentu untuk membantu proses aerob,
menyerap air, dan mengurangi bau. Proses dekomposisi ini umumnya lebih cepat dari proses
dekomposisi secara anaerob yang digunakan pada septic tank.
4. Pemurnian Air (Water Purification) Percobaan mengenai pemurnian air pertama kali dilakukan pada
abad ke-17. Sir Francis Bacon mencoba untuk mengambil garam dari air laut melalui saringan pasir.
Meskipun percobaan ini belum berhasil, percobaan ini dikenal sebagai awal dari proses pemurnian
air. Pemurnian air merupakan suatu proses penghilangan zat-zat kimia, kontaminan biologis,
partikel-partikel padat, dan gas-gas dari air yang terkontaminasi atau kotor. Tujuan dari proses ini
adalah untuk menghasilkan air yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Secara umum,
proses pemurnian air merupakan proses kajian fisika, kimia, dan biologi. Secara fisika, pada proses
pemurnian air ada proses filtrasi atau penyaringan, sedimentasi atau pengendapan, dan distilasi
atau penyulingan. Secara kimia, ada pemberian klorin (Cl2 ), penyinaran dengan sinar ultraviolet
(UV), dan pemberian karbon aktif. Karbon aktif, klorin, dan sinar ultraviolet dapat berperan sebagai
pembunuh kuman yang ada dalam air.
Tidak tersedia versi lain