Electronic Resource
Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Resume Erlinawati, S.Pd :
Buku “Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar “ ini dapat menambah pengetahuan guru SD sebagai bahan ajar di kelas. Guru SD diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan pembelajaran untuk menciptakan aktifitas siswa yang dapat meningkatkan kognitifnya. Dengan aktifitas yang menarik bagi siswa, maka akan terbentuk siswa yang ideal. Buku “Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar” juga bisa dijadikan literasi bagi guru apabila dipelajari secara mendalam. Dalam buku ini dijelaskan tentang cara mengajarkan PKn secara teori dan praktik. Dengan menerapkan pembelajaran antara teori dan praktik secara maksial, maka pembelajaran pada siswa dapat bermakna, serta guru juga dapat merancang program sekolah yang berkarakter. Strategi mengenai model pembelajaran dan pendekatan yang sesuai dengan Kurikulum 13 juga dibahas dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Yusyrotur Rodliyah, S.Pd (05):
Pendidikan adalah hal yang penting bagi keberlangsungan kehidupan seseorang. Dari
manusia masih kecil atau anak-anak, manusia berhak mendapatkan pendidikan. Memperoleh,
melakukan atau mencari pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak cara yang di
lakukan manusia untuk mengembangkan diri. Dari proses pendidikan manusia secara aktif akan
belajar tentang suatu hal. Baik hal yang baru ataupun hal yang sudah lama dia ketahui dan perlu
dikembangkan. Melalui pendidikan secara bertahap manusia akan berkembang dan menjadi lebih
baik, pintar serta cerdas. Dalam poin ini, akan menegaskan bahwa belajar apapun itu penting.
Namun akan focus pada belajar mata pelajaran PKn, yang sangat berkaitan erat dengan adab
bersosial yang memiliki impact di kehidupan. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran
yang berhubungan dengan pembentukan karakter siswa, materi yang dipelajari dapat langsung
dihubungkan dengan individu siswa dan pengalaman nyata siswa.Mata pelajaran PKn juga
diharapkan dapat membentuk karakter serta memperbaiki moral siswa. Artinya pembelajaran
PKn harus dapat membantu orang tua membentuk karakter siswa untuk berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai pancasila. Dapat mengurangi bahkan diharapkan mampu menghilangkan
perilaku-perilaku siswa yang masih menyimpang dari nilai-nilai pancasila, serta memperbaiki
moral siswa agar menjadi anak bangsa dan warga Negara yang baik.
Namun saat ini masih banyak di temui siswa yang berperilaku menyimpang dan negatif,
seperti bicara tidak sopan, suka berbohong, suka mengganggu teman, kurang bertanggung jawab,
malu mengungkapkan pendapat, dan perilaku lain yang semestinya dapat diubah menjadi
perilaku yang lebih baik. Hal ini menunjukan pembelajaran PKn yang dilakukan di sekolah
belum membuahkan hasil yang baik dan masih jauh dari kata sempurna. Banyak faktor yang
mempengaruhi belum tercapainya tujuan dari pembelajaran PKn, salah satunya adalah cara
mengajar guru yang masih jauh dari harapan siswa, dan terkesan membosankan bagi siswanya.
Metode pembelajaran PKn yang memerlukan hafalan, membuat siswa merasa bosan dan
membuat anak didik berpendapat bahwa proses belajar belum bermakna atau berkesan. Jika anak
didik susah memahami materi yang di berikan, maka hasil belajar mereka pun tidak akan
maksimal dan anak didik belum berhasil menemukan sesuatu yang menghasilkan perubahan
pada dirinya dan cara berfikirnya.
Dalam proses belajar guru dan anak didik sering kali dihadapkan pada berbagai masalah,
baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang menyangkut hubungan sosial. Solusi
dari masalah belajar ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti diskusi kelas, belajar
berkelompok, dan tanya jawab antara guru dan anak didik. Melalui cara tersebut anak didik lebih
dapat berfikir secara umum dan kritis. Hal tersebut juga memacu anak untuk mencari tau hal-hal
dan pengetahuan yang baru serta lebih aktif dalam proses belajar di kelas. Anak didik dapat
mencari sendiri pengetahuannya, menemukan suatu ilmu yang belum pernah diketahui,
mendapatkan satu permasalahan bahkan anak didik juga dapat mencari jawaban sendiri atas
masalah yang dia temukan. Cara lain yang dapat diguanakan adalah melakukan permainan-
permainan yang berhubungan dengan materi yang sedang di pelajari. Dengan seperti itu anak
akan lebih merasa senang dan nyaman dengan kondisi belajar.
A. Strategi Model Pembelajaran Konstektual PKn di SD
Bagai kebanyakan siswa mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat membosankan. Maka,diperlukan pendekatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
siswa untuk mengajar mata pelajar ini, seperti pendekatan yang menjadikan siswa sebagai
pusat pembelajaran. Dengan pendekatan yang seperti ini, siswa akan mengasah ketrampilan
dan bakat yang mereka memiliki. Hal ini juga bermanfaat untuk menjadikan siswa lebih
cerdas dan berkarakter serta memaksa siswa untuk berfikir secara kritis.
Berbagai tips dalam mempersiapkan materi pembelajaran PKn di SD:
1. Pertemuan kelas
Pertemuan siswa dengan guru di dalam kelas dapat di gunakan untuk membahas berita-
berita terbaru dan aktual. Seperti berita demonstran yang anarkis.
2. Cambuk bersiklus
Yang dimaksud dengan cambuk bereiklus adalah tanya jawab yang di lakukan antar
siswa. Setiap siswa bertanya dan menjawab pertanyaan. Contoh siswa A bertanya pada
siswa B. siswa B menjawab dan bertanya kepada siswa C dan seterusnya.
3. Waktu untuk penghargaan
Ada hari atau waktudimana guru memberikan penghargaan kepada siswa atas prestasi
yang mereka dapat. Dengan seperti ini siswa akan merasa di hargai dan dia akan lebih
menghargai orang lain.
4. Pertemuan perumusan tujuan
Pertemuan seperti ini dapat dilakukan untuk membahas tujuan kelas dan cara- cara untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Kegiatan ini Dapat di adakan oleh seorang guru dengan
partisipasi siswa.
5. Pertemuan legilasi
Pertemuan ini dilakukan untuk membahas tentang aturan-aturan apa saja yang di sepakati
untuk kelas ataupun sekoalah. Diharapkan dengan kegiatan ini siswa dapat memiliki
kesadaran diri untuk mematuhinya, karena aturan ini mereka ikut membuat.
6. Pertemuan evaluasi aturan
Pertemuan ini dilakukan untuk mngevaluasi aturan-aturan yang telah dibuat.
7. Kotak saran
Kotak saran dapat diisi oleh siapapun, berisi tentang saran untuk kelas ataupun sekolah.
Dan masih banyak metode belajar lain. (Winarno.20013.Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan:Isi,Strategi dan Penilaian.Jakarta:101-103).
B. Strategi Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II dan III SD
Pada usia dini anak-anak atau siswa SD kebanyakan belajar menggunakan imajinasi
mereka yang masih abstrak. Hal ini di karenakan anak-anak seusia mereka masih senang
berimajinasi dan membayangkan sesuaatu yang mereka pelajari. Bahkan mereka juga akan
mengkait-kaitkan sesuatu yang mereka pelajari dengan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.
Karena hal itu akan membuat mereka lebih paham akan suatu materi. Hal ini sah-sah saja
bahkan dianggap sangat baik untuk anak-anak. Karena dengan begini anak-anak akan lebih
kreatif. Potensi mereka secara alami juga akan ikut berkembang.
Pembelajaran jenis ini memusatkan suatu materi mata pelajaran pada tema tertentu dan
mengaitkannya dengan mata pelajaran lainnya namun tetap dengan tema yang sama. Hal ini
mengartikan bahwa pembelajaran tematik tidak hanya sebagai kerangka bahan ajar, namun
juga dapat dipandang sebagai alat untuk mengkaji berbagai minat, bakat dan ketrampilan
budaya bagi anak usia dini.Tema dalam pembelajaran, merupakan sentral kajian
pembelajaran.Tema sendiri adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Peran tema dalam pembelajaran di maksudkan agar :
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
b. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dengan tema yang sama
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
d. Kompetensi berbahasa dapat di kembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
e. Siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan
dalam konteks yang jelas
f. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang di sajikan secara terpadu dapat
di persiapkan sekaligus dan di berikan dalam 2 atau 3 pertemuan
(Winataputra,Udin,dkk.2008. Pembelajaran PKn di SD. Tanggerang Selatan:9.6).
Dengan system belajar ini anak-anak baik secara individu atau kelompok akan lebih aktif
mengali potensi- potensi yang mereka miliki, dengan begitu bakat mereka akan berkembang
dan mereka juga akan tertarik dengan hal-hal baru.
C. Strategi Model Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio di Kelas IV,V dan VI SD
Selain sikap demokratis mata pelajaran PKn juga membahas tentang bab-bab lain.
Materi-materi di setiap bab sebagian besar juga mengharuskan siswa untuk menghafal
kalimat-kalimat yang panjang dan susah untuk dipahami serta dihafal. Hal itu pasti sangat
membosankan. Ada hal yang lain yang dapat dilakukan untuk menjadikan pembelajaran lebih
menarik, yaitu dengan metode portofolio. Portofolio tersebut juga dapat di isi catatan siswa
juga karya siswa. Portofolio juga dapat dipakai guru untuk suatu penilaian pada setiap siswa.
Suatu metode pembelajaran yang layak digunakan untuk PKn adalah model pembelajaran
berbasis portofolio atau sekarang dikenal dengan nama Project Citizen (Winarno. 20013.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Isi, Strategi dan Penilaian.Jakarta:103).
Model pembelajaran berbasis portofolio dalam PKn merupakan suatu bentuk dari praktik
belajar pendidikan kewarganegaraan untuk memahami konsep- konsep PKn. Model
pembelajaran berbasis portofolio amat mendukung pembelajaran PKn karena di landasi oleh:
1. Empat pilar pendidikan dari UNESCO (learening to know, learning to to, learning to
be, dan learning to live together)
2. Pandangan konstruktivisme
3. Democratic teaching
(Winarno.20013.Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan:Isi,Strategi dan
Penilaian.Jakarta:104).
Secara singkat langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio. Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebijakan publik di masyarakat
Sebelum mencari masalah ada baiknya guru menjelaskan tentang masalah yang seperti
apa yang harus di cari oleh siswa di lingkungan sekolah dan rumah. Setelah guru
menjelaskan siswa di persilahkan untuk mencari masalah-masalah yang ada di sekolah.
Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui masalah apa saja yang sedang terjadi di sekitar
mereka dan membuat siswa lebih peduli terhadap lingkungan.
2. Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas
Siswa dan guru perlu mempelajari ulang masalah- masalah yang telah di temukan oleh
siswa. Pemilihan ini dapat dilakukan dengan cara musyawarah atau pengambilan suara.
3. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang Akan Dikaji oleh Kelas
Siswa perlu mengumpulkan informasi tambahan yang akan di gunakan untuk
mengembangkan portofolio. Dalam hal ini guru hendaknya membimbing siswa dalam
mendiskusikan sumber-sumber informasi yang dikaji.
4. Membuat portofolio kelas
Setelah menentukan masalah dan memperoleh informasi-informasi yang sudah jelas,
siswa dapat memulai membuat portofolio kelas dan mengembangkan portofolio tersebut
sesuai dengan data yang sudah didapat.
5. Menyajikan portofolio
Dalam menyajikan portofolio siswa menyajikannya sesuai dengan kesepakatan awal.
Apakah tugas ini dilakukan secara individu atau berkelompok. Setelah itu guru memberi
penjelasan kepada siswa tentang tugas mereka masing-masing.
6. Merefleksi pada pengalaman belajar
Guru menjelaskan kembali secara singkat tetang apa yang sudah di sampaikan oleh
siswa. Dan siswa menarik kesimpulan tentang apa yang sudah mereka pelajari.
D. Kiat-Kiat dan Tips Mengajar Agar Tidak Membosankan
Dalam seluruh proses pendidikan yang ada di sekolah, pembelajaran merupakan proses yang
utama dan paling penting. Dalam proses belajar ini terjadi interaksi langsung antara siswa
dan guru. Guru memberikan ilmu dan apa yang guru tau kepada seluruh siswa yang
mengikuti proses belajar. Namun terkadang proses yang di anggap penting ini sering tidak
perhatikan oleh guru dan siswa. Guru sebagai pendidik sering menggunakan metode belajar
yang sering membuat siswa bosan. Guru menjelaskan panjang lebar tentang materi yang
diajarkan tanpa memperdulikan kreativitas dan keaktifan siswa di dalam kelas, hal itu
menyebabkan siswa beranggapan pembelajaran yang dilakukan tidak bermakna. Oleh karena
itu, guru seharusnya membuat proses belajar yang lebih menyenangkan, kreatif , interaktif
dan tidak membosankan.
Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang harus
dilakukan oleh guru antara lain:
a. Menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat. Kesan pertama adalah salah satu hal
yang penting, karena kesan pertama ini akan mempengaruhi pendapat siswa tentang
gurunya. Oleh karena itu selalu awali kegiatan pembelajaran dengan sapaan hangat
kepada siswa. Sapaan tersebut seperti “selamat pagi anak-anak hebat, kalian siap belajar
menyenangkan hari ini?”. Karena sapaan hangat dan semangat seorang guru agar
memancarkan efek positif untuk siswa, serta suasana kelas akan lebih menyenangkan.
b. Menciptakan suasana yang rileks
Menciptakan suasana yang rileks di dalam kelas akan membuat siswa lebih nyaman.
Suasa rileks dapat dihadirkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah cara mengatur
pola tempat duduk siswa. Atur pola tempat duduk sesuai dengan keinginan siswa, seperti
dengan pola U, pola lingkaran atau pola yang lain. Ciptakan pula suasana belajar yang
membuat siswa tidak takut untuk melakukan sesuatu hal yang mereka inginkan dan
mereka tidak takut salah. Jika mereka melakukan kesalahan berikanlah penjelasan kepada
mereka, bahwa ini adalah proses belajar, dan melakukan kesalahan adalah salah satu hal
yang wajar terjadi, namun tetap harus di perbaiki dan di arahkan agar tidak mengulangi
kesalahan tersebut.
c. Memotivasi siswa
Dorongan belajar siswa tidak hanya berasal dari dirinya sendiri, orang-orang di
sekitarnya juga mempengaruhi semangat belajarnya.Apabila dalam diri peserta didik
telah tumbuh rasa ingin tau atau motivasi belajar yang cukup kuat, maka tujuan belajar
akan lebih mudah dicapai. Peserta didik yang antusias dalam proses pembelajaran
memiliki kecenderungan berhasil lebih besar dibanding mereka yang mengikuti proses
dengan terpaksa atau asal-asalan. Banyak cara dalam memberikan motivasi kepada siswa
antara lain dengan membuat yel-yel berupa kata-kata afirmasi seperti dialog dibawah ini :
Guru : Apa Kabar kalian? Siswa : Kabar baik !
Guru : Apakah kalian suka belajar ? Siswa : ya kami suka !
Guru : seberapa suka ? Siswa : sangat suka !
Guru : untuk apa kalian belajar ? Siswa : agar pintar !
Guru : seberapa pintar ? Siswa : sangat pintar !
Kata-kata afirmasi tersebut dapat digunakan pada awal pemebelajaran, pertengahan, dan
penutupan.Dapat pula digunakan secara berulang- ulang sehingga kata-kata tersebut
dapat tertanam pada diri siswa, dan menghasilkan sikap yang positif.
d. Menggunakan ice breaking
Guru harus dapat membaca situasi dan kondisi kelas (siswa). Jika terlihat siswa sudah
bosan, akan lebih baik jika di lakukan ice breaking. Dengan melakukan ice breaking
siswa akan menjadi segar dan konsentrasi kembali. Ice breaking bisa berupa yel- yel,
tepuk tangan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan, dan games.
e. Menggunakan metode yang variatif
Setiap siswa atau setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda. Guru perlu
menyadari hal tersebut agar guru dapat secara maksimal mendidik seorang siswa. Oleh
karena itu untuk mengkoordinasi hal tersebut, guru memperlukan metode belajar yang
bervariasi.
Tidak tersedia versi lain