Electronic Resource
Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian
Indonesia merupakan negara agraris yang diartikan tanah dan dihubungkan dengan usaha pertanian. Di dalam kehidupan kita, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan pembangunan bangsa, karena di dalam konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 yang dituangkan dalam pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Karena itulah dibuat perangkat peraturan yang komprehensif terkait perlindungan lahan dan upaya pemberian insentif kepada petani dengan harapan tanah tersedia bagi petani bukan hanya untuk menjamin ketersediaan produksi pangan, namun lebih jauh menjamin akses petani atas lahan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Indonesia dikenal sebagai negara lumbung padi yang artinya menghasilkan padi yang sangat banyak, baik untuk negara sendiri maupun diekspor ke negara lain. Tetapi untuk saat sekarang ini kita merasakan jumlah rumah yangga dengan usaha pertanian terus menurun akibat beberapa hal diantaranya alih profesi dan semakin sempitnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan untuk pembangunan infrastruktur, pembangunan pabrik dan perumahan.
Sektor pertanian dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan. Ditinjau dari aspek pertahanann, permasalahan utama sektor pertanian antara lain semakin terbatasnya sumber daya lahan yang coock untuk dikembangkan bagi kegiatan pertanian, sempitnya rata-rata penguasaan lahan pertanian per kapita penduduk Indonesia (900 m2/kapita). Serta semakin dominannya petani berlahan sempit. Disisi lain sulitnya upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian, khususnya lahan sawah beririgasi teknis ke berbagai penggunaan serta masalah-masalah yang menyangkut struktur penguasaan lahan pertanian merupakan masalah yang perlu ditangani secara menyeluruh.
Tingginya tingkat konversi lahan sawah ke penggunaan lain memunculkan berbagai prediksi pesimis memperkirakan sekitar tahun 2020 China akan menjadi importir utama beras dunia. Hal ini tidak saja akan mendorong harga beras membumbung tinggi, namun juga sulit mendapatkannya.
Tidak tersedia versi lain