Electronic Resource
How It Works Book of the Senses – First Edition 2020
Indera Penglihat/Mata (Science of Vision)
Buku ini mendeskripsikan dan menjelaskan secara detail tentang panca indera, meliputi indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera pengecap (lidah), indera pembau (hidung), dan indera peraba (kulit). Fakta-fakta menarik tentang panca indera disajikan dengan ilustrasi gambar yang detail dan menarik, penjelasan yang detail dan rinci yang mampu membuat pembaca memahami struktur dan fungsi organ beserta fenomena menariknya.
Fakta-fakta menarik tentang indera penglihat disajikan dalam Science of Vision yang meliputi struktur dan fungsi mata, hasil penglihatan oleh mata yang diterjemahkan otak menjadi 3 dimensi, gangguan penglihatan, melihat berbagai macam warna, mekanisme melihat, dan bagaimana penglihatan pada hewan.
Struktur mata meliputi tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar mata terdiri dari sklera dan kornea mata. Lapisan tengah terdiri dari pupil, iris, lensa, badan siliaris. Lapisan dalam tersusun atas retina (terdapat bintik kuning dan bintik buta).
Setiap mata kita melihat bayangan yang berbeda, sehingga menyebabkan otak menerjemahkan dengan berbagai perspektif. Mata kita hanya bisa menghasilkan bayangan dua dimensi, tetapi karena kecanggihan pemrosesan oleh otak kita tetap bisa melihat benda menjadi tiga dimensi. Dua mata kita terpisah dengan jarak sekitar 5 cm bisa melihat dengan sudut pandang berbeda, sehingga otak kita bisa menerjemahkan dengan perspektif yang berbeda.
Mata kita bisa melihat berbagai macam warna ketika ada cahaya karena retina mata mengandung sel-sel kerucut dalam jumlah banyak. Akan tetapi ketika tidak ada cahaya kita hanya bisa melihat warna hitam dan putih, itu dikarenakan retina mata mengandung sel-sel batang yang tidak peka terhadap cahaya.
Mekanisme melihat suatu benda karena cahaya yang mengenai benda dipantulkan masuk ke mata kita melalui kornea mata, diatur jumlah cahayanya oleh iris dan pupil agar bisa difokuskan ke lensa mata. Setelah dari lensa, cahaya dibiaskan menuju ke retina mata yaitu ke bagian bintik kuning. Bintik kuning mengandung sel-sel kerucut yang sangat peka terhadap cahaya (fotoreseptor). Di sini terjadi pengubahan cahaya menjadi impuls saraf. Impuls saraf kemudian dibawa oleh saraf optik menuju otak. Otak langsung bisa menerjemahkan wujud benda yang kita lihat.
Materi ini digunakan pada bab Cahaya dan Alat Optik.
Materi yang diadopsi sebagai bahan ajar adalah bagaimana gangguan pada penglihatan terjadi. Gangguan penglihatan yang disjikan meliputi rabun dekat (hipermetropi), rabun jauh (miopi), dan buta warna.
Rabun dekat (hipermetropi) terjadi jika mata terlalu pendek sehingga kornea memipih yang mengakibatkan lensa terlalu memipih. Hal ini menyebabkan bayangan benda jatuh di belakang retina. Lensa cembung atau lensa berfokus positif mampu memperbaiki gangguan mata ini sehingga bayangan benda jatuh tepat di retina.
Rabun jauh (miopi) terjadi jika mata terlalu panjang sehingga kornea dan lensa menekuk atau mencembung. Hal ini menyebabkan bayangan benda jatuh di depan retina. Lensa cekung atau lensa berfokus negatif mampu memperbaiki gangguan mata ini sehingga bayangan benda jatuh tepat di retina.
Buta warna disebabkan karena kelainan pada gen di kromosom X, umumnya bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan. Gangguan pada sel kerucut di retina menyebabkan berkurangnya jumlah warna yang bisa dideteksi oleh mata yang mengalami buta warna.
Tidak tersedia versi lain