Electronic Resource
Drama - Teori dan Praktik Pementasan
Drama sebagai salah satu genre sastra, memiliki kekhasan
dibandingkan dengan genre lain yaitu puisi dan fiksi. Puisi dalam
menyampaikan pesan melalui pemadatan makna dengan membatasi
kata dan menyajikan kosakata pilihan yang imajimatif dan menghasilkan
multimakna bagi pembacanya. Demikian pula fiksi baik yang pendek
berupa cerita pendek dan yang cerita panjang berupa novel menyajikan
narasi panjang untuk menggambarkan tokoh dan amanat yang akan
disampaikannya.
Menurut Waluyo (2001: 6-30) struktur drama terdiri dari (1)
penokohan dan perwatakan, (2) plot atau kerangka cerita, (3) dialog
(percakapan), (4) setting/landasan/tempat kejadian, (5) tema/nada dasar
12cerita, (6) amanat, (7) petunjuk teknis, dan (8) drama sebagai interpretasi
kehidupan. Jika dipilah dalam strutur fisik dan struktur batin, struktur fisik
berupa tokoh, alur, latar, dialog, dan teks samping. Sedangkan sruktur
batin adalah tema, dan amanat.
Teks Drama berbeda dengan teks fiksi dan puisi. Unsur pembeda
naskah drama terletak pada pemakaian petunjuk lakuan dan dialog.
Selain itu, penggambaran watak tokoh dideskripsikan oleh tindakan
dan motivasi tokoh ketika berdialog dengan tokoh lain. Bahasa teks
drama cenderung lisan, seperti orang berbicara.
Teks fiksi besifat naratif dalam mendeskripsikan tokoh, latar dan
jalannya cerita. Pikiran dan tindakan tokoh digambarkan secara
naratif. Dalam teks, penulis banyak memanfaatkan gaya bahasa dan
menggunakan sudut padang akuan, diaan, dan mahatahu. Teks fiksi
yang baik selalu menggoda pembaca untuk mengikuti paparan teks
selanjutnya.
Tidak tersedia versi lain